The Nature of Mathematics
Rabu, 5 Februari 2020
Sore ini, mempelajari tentang mendapat tugas untuk mengisi blog yang sudah dibuat. Isi blog dapat berupa summary, pendapat tentang artikel, jurnal, dan sebagainya yang berhubungan dengan etnomatematika dan Pak Marsigit. Sumber referensi berasal dari jurnal materi etnomatematika dari halaman Besmart Etnomatika atau lainnya.
Saya tertarik dengan salah satu materi yang berada pada slide 14/93 dari dokumen yang telah saya unduh.(unduh dokumen) Slide ini memiliki judul "Iceberg Approach in Realistics Mathematics" (Moerlands, 2004 in Sutarto, 2008)
Pendekatan Matematika Realistik menggunakan konsep gunung es. Jika kita melihat gunung es dari kejauhan. Tentu, terlihat bagian permukaannya saja. Apakah bagian bawah yang tertutup air lebih sedikit atau lebih besar? Silakan, observasi sendiri.
Asumsikan bagian bawah gunung es lebih besar dari bagian permukaannya. Sehingga, didapati bahwa, bagian yang terlihat ditopang oleh bagian bawah yang lebih besar. Jika konsep ini diterapkan di Matematika Realistik, maka Matematika yang kita pelajari adalah notasi formal dari berbagai pemikiran dan abstraksi para pendahulu kita.
Ini secara tidak langsung membuktikan bahwa Matematika sudah ada sejak zaman dahulu. Hanya saja, konsep-konsep brilian mereka belum dapat dituliskan secara formal. Namun, bukan berarti mereka tidak meninggalkan apapun. Jika kit melihat bangunan-bangunan (candi) yang ada di Indonesia. Nampak hal-hal unik yang matematis yang tidak kita sadari.
5 (Angka Lima).
Dapat menyimbolkan, kekuatan dan kestabilan. Dalam bahasa jawa dikenal "Panca Usaha Tani" (Lima usaha untuk bertani) , "Ma lima" (Meninggalkan lima perbuatan dosa), Pandhawa (5 Ksatria kebaikan). Pancasila (Lima sila). Dalam kerohanian Islam dikenal salat 5 waktu, Rukun Islam berjumlah 5, Manfaatkan 5 kesempatan sebelum 5 kesempitan, dsb.
1, 3, 5, 7, .... (Pola bilangan Asli ganjil)
Terdiri dari 1 candi besar di tengah, kemudian diselingi 3 candi kecil berurutan sebanyak 4. Diikuti 5 candi kecil sebanyak 4, kemudian 7 candi berurutan sebanyak 4 pula. Jika disederhanakan menjadi 1+4(3+5+7)
= 1+12+20+28
= 1 +60
= 61
Mungkin tidak terlihat terlalu spesial. Namun, bentuk pola yang sedemikian tentu memiliki makna mendalam yang belm bisa kita pahami.
Bersambung....
Ini secara tidak langsung membuktikan bahwa Matematika sudah ada sejak zaman dahulu. Hanya saja, konsep-konsep brilian mereka belum dapat dituliskan secara formal. Namun, bukan berarti mereka tidak meninggalkan apapun. Jika kit melihat bangunan-bangunan (candi) yang ada di Indonesia. Nampak hal-hal unik yang matematis yang tidak kita sadari.
5 (Angka Lima).
Dapat menyimbolkan, kekuatan dan kestabilan. Dalam bahasa jawa dikenal "Panca Usaha Tani" (Lima usaha untuk bertani) , "Ma lima" (Meninggalkan lima perbuatan dosa), Pandhawa (5 Ksatria kebaikan). Pancasila (Lima sila). Dalam kerohanian Islam dikenal salat 5 waktu, Rukun Islam berjumlah 5, Manfaatkan 5 kesempatan sebelum 5 kesempitan, dsb.
1, 3, 5, 7, .... (Pola bilangan Asli ganjil)
Terdiri dari 1 candi besar di tengah, kemudian diselingi 3 candi kecil berurutan sebanyak 4. Diikuti 5 candi kecil sebanyak 4, kemudian 7 candi berurutan sebanyak 4 pula. Jika disederhanakan menjadi 1+4(3+5+7)
= 1+12+20+28
= 1 +60
= 61
Mungkin tidak terlihat terlalu spesial. Namun, bentuk pola yang sedemikian tentu memiliki makna mendalam yang belm bisa kita pahami.
Bersambung....



Komentar
Posting Komentar